Etiologi ketuban pecah dini belum diketahui dengan pasti. (1,2,3,4,5,6,7,8,9)
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya ketuban pecah dini :
1. Infeksi, contoh : korioamnionitis. (1,2,3,4,5,6,7,8,9)
2. Trauma, contoh : amniosentesis, pemeriksaan panggul, atau koitus. (2,5)
3. Inkompeten serviks. (1,4,5,7)
4. Kelainan letak atau presentase janin. (1,9)
5. Peningkatan tekanan intrauterina, contoh : kehamilan ganda dan hidramnion.
(4,5,9)
Diagnosis ketuban pecah dini :
1. Keluarnya cairan jernih dari vagina. (1,2,5,8,9)
2. Inspekulo : keluar cairan dari orifisium utero eksterna saat fundus uteri ditekan
atau digerakkan.
3. Adanya perubahan kertas lakmus merah (nitrazin merah) menjadi biru.
(1,2,5,8,9)
4. Periksa dalam vagina : ketuban negatif.
Pemeriksaan penunjang ketuban pecah dini :
1. USG (6,9)
2. Leukosit dan suhu badan (37,5 derajat celsius) untuk menilai adanya infeksi
(leukositosis). (6,7,9)
3. Pemantauan kesejahteraan janin. (7,8,9)
4. Pemeriksaan laboratorium, contoh : TORCH, dll. (5,9)
Penatalaksanaan ketuban pecah dini : (9)
1. Konservatif
a. Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
c. Umur kehamilan kurang 37 minggu.
d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid
untuk mematangkan fungsi paru janin.
f. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.
g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.
h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus
maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus,
lakukan terminasi kehamilan.
2. Aktif
Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan
tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
a. Induksi atau akselerasi persalinan.
b. Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami
kegagalan.
c. Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat ditemukan.
Komplikasi ketuban pecah dini :
1. Ibu : infeksi, sepsis dan kematian. (3,7,9)
2. Janin : kelahiran prematur, infeksi janin, deformitas janin dan kematian janin.
*********************************************************************
Masalah :
- Keluarnya cairan berupa air-air dari vaggina setelah kehamilan 22 minggu.
- Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjaadi sebelum proses persalinan berlangsung.
- Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi ppada kehamilan preterm sebelum
kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
Diagnosis Cairan Vagina (lihat tabel di bawah !)
Konfirmasi diagnosis :
- Bau cairan ketuban yang khas.
- Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-seedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai
1 jam kemudian.
- Dengan spekulum DTT, lakukan pemeriksaann inspekulo. Nilai apakah cairan
keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior.
- Jangan lakukan pemeriksaan dalam dengan jari-jari karena tidak membantu
diagnosis dan dapat mengundang infeksi.
Jika memungkinkan lakukan :
- Tes lakmus (tes nitrazin). Jika kertas llakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat
menghasilkan tes positif palsu.
- Tes pakis dengan meneteskan cairan ketubban pada gelas objek dan dibiarkan
kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan
gambaran daun pakis.
Penanganan umum :
- Konfirmasi usia kehamilan dengan USG.
- Melakukan pemeriksaan inspekulo (dengan spekulum DTT) untuk menilai cairan
yang keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin.
- Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan
melakukan pemeriksaan dalam secara digital.
- Tentukan ada tidaknya infeksi.
- Tentukan tanda-tanda inpartu.
Penanganan :
1. Rawat di rumah sakit.
2. Jika ada perdarahan per vaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta.
3. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotik
(= amnionitis).
4. Jika tidak infeksi dan kehamilan kurang 37 minggu :
a. Berikan antibiotik untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin.
- Ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari + eritromisin 3 x 250 mg per oral selama
7 hari.
b. Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin.
- Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam.
- Deksametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.
- Jangan memberikan kortikosteroid bila ada infeksi.
c. Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.
d. Jika terdapat his dan darah-lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm.
5. Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan lebih 37 minggu :
a. Jika ketuban telah pecah lebih 18 jam, berikan antibiotik profilaksis untuk
mengurangi resiko infeksi streptokokus grup B :
- Ampisilin 2 gr IV setiap 6 jam atau
- Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam sampai persalinan
- Jika tidak ada infeksi pasca persalinan, hentikan antibiotik.
b. Nilai serviks :
- Jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin.
- Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostaglandin dan
infus oksitosin atau lahirkan dengan seksio sesarea.
Penanganan amnionitis :
1. Berikan antibiotik kombinasi sampai persalinan
a. Ampisilin 2 gr IV setiap 6 jam + gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.
b. Jika persalinan per vaginam, hentikan antibiotik pasca persalinan.
c. Jika persalinan dengan seksio sesarea, lanjutkan antibiotik dan berikan
metronidazol 3 x 500 mg IV sampai bebas demam selama 48 jam.
2. Nilai serviks :
a. Jika serviks matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin.
b. Jika serviks belum matang, matangkan dengan prostaglandin dan infus
oksitosin atau lakukan seksio sesarea.
3. Jika terdapat metritis (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotik.
4. Jika terdapat sepsis pada bayi baru lahir, lakukan pemeriksaan kultur dan
berikan antibiotik.
Tabel Diagnosis Cairan Vagina
Gejala & Tanda Selalu Ada | Gejala & Tanda Kadang-Kadang Ada | Diagnosis Kemungkinan |
Keluar cairan ketuban | Ketuban pecah tiba-tiba Cairan tampak di introitus Tidak ada his dalam 1 jam | Ketuban pecah dini |
Cairan vagina berbau Demam / menggigil Nyeri perut | Riwayat keluarnya cairan Uterus nyeri Denyut jantung janin cepat Perdarahan per vaginam sedikit | Amnionitis |
Cairan vagina berbau Tidak ada riwayat ketuban pecah | Gatal Keputihan Nyeri perut Disuria | Vaginitis / servisitis |
Cairan vagina berdarah | Nyeri perut Gerak janin berkurang Perdarahan banyak | Perdarahan antepartum |
Cairan berupa darah-lendir | Pembukaan & pendataran serviks Ada his | Awal persalinan aterm atau preterm |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar